Tuesday, August 31, 2010

SUNGAI CIMANUK DINILAI PALING KRITIS DI JAWA

Daerah aliran sungai cimanuk merupakan DAS paling kritis di pulau jawa ( menteri pekerjaan umum Djoko Kirmanto ) saat menghadiri pencanangan gerakan konservasi DAS cimanuk turut hadir pula gubernur jabar dan bupati sumedang serta menteri pertanian

Thursday, August 19, 2010

Pelebaran Jalan tidak Atasi Banjir

Pelebaran Jalan Margonda Raya tahap kedua yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) ternyata belum dapat menyelesaikan masalah banjir. Masyarakat menduga Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tidak memberikan masukkan kepada pemprov sebelum melakukan pelebaran jalan, sehingga masalah tersebut terus menerus menjadi masalah tanpa penyelesaian.
"Kalau Pemkot Depok proaktif memberikan masukkan kepada pemprov kejadian bajir di Margonda sudah selesai sejak pelebaran jalan tahap pertama. Pemprov Jabar akan melihat saluran pembuangan air yang ada di Margonda," kata Rudi (40) pemilik toko kelontong di Jalan Margonda, Kamis (19/8).
Rudi awalnya memiliki pemikiran bahwa banjir yang sering terjadi di sepanjang jalan Margonda Raya, adalah akibat berdirinya pusat belanja dan jajan Depok Town Square (DeToS). Ternyata, asumsinya salah. "Sumber banjir sebetulnya adalah saluran air yang tidak tertata secara baik. Pembangunan jalan sama sekali tidak memperhatikan saluran air di Jalan Margonda. Saya minta Pemkot Depok melakukan koordinasi dengan baik agar tidak lagi terjadi banjir," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bina Marga dan Sumber Daya Air (BM SDA) Kota Depok Yayan Ariyanto mengaku telah melakukan koordinasi dengan BM SDA Pemprov Jabar. "Kita telah melakukan koordinasi dengan BM SDA Jabar. Kita telah bicarakan saluran pembuangan air yang berada percis di bawah Jalan Margonda," kata dia.
Yayan mengatakan, di Margonda terdapat lima titik saluran air yang seluruhnya mengarah ke Sungai Ciliwung, yakni saluran air Kober, Terminal Depok, Karet, Margo, dan LIA. Dua salurah telah diperbaiki sehingga tidak menimbulkan banjir. "Yang menjadi masalah sekarang ya yang di depan LIA, dan Karet. Itu pun telah dilakukaan koordinasi agar dilakukan perbaikan. Pihak pemprov berjanji akan menyediakan agaran," kata dia.
Yayan memperkirakan, untuk memperbaiki saluran air dibutuhkan anggaran sebanyak Rp. 6 miliar. "Sebetulnya kita tidak hanya membutuhkan saluran air, tetapi JPO, halte, dan lain-lain

Wednesday, August 18, 2010

PLTSa Baru Bebaskan Lahan 5 Hektare


Pembangunan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Gedebage, Kota Bandung, akan dimulai April 2011. Proses lelang direncanakan akhir September-Desember 2010. Jika seluruhnya sesuai rencana, PLTSa akan mulai beroperasi pada 2013. Di sisi lain, dari 20 hektare tanah yang direncanakan untuk PLTSa tersebut, baru 5 hektare yang sudah dibebaskan.
"Sebenarnya lima hektare sudah cukup. Hal itu karena untuk pabriknya hanya perlu 2 hektare dan 3 hektare sisanya untuk ruang terbuka hijau (RTH). Akan tetapi, saya maunya lebih dari itu. Saya ingin RTH-nya lebih luas lagi. Oleh karena itu, pemkot akan menyediakan 20 hektare. Namun, proses pembangunan tidak perlu menunggu semua terbebaskan. Bisa sambil berjalan dan yang sudah ada didahulukan," ujar Wali Kota Bandung Dada Rosada.

Dada mengatakan, sudah dibuat penetapan lokasi di lahan seluas 20 hektare di Kec. Gedebage, tidak jauh dari Stadion Utama Sepak Bola Gedebage yang tengah dibangun. Penetapan lahan tersebut, akan dicantumkan dalam rencana tata ruang dan wilayah dan dijabarkan dalam rencana detail tata ruang Kota Bandung.
Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung Cece Iskandar menambahkan, sudah ada lima perusahaan yang berminat mengikuti lelang. Kelima perusahaan itu, PT BRIL, PT Iman Tata Kertaraharja, Samsung, perusahaan grup Bakrie , serta PT Keppel Segher (Singapura).
"PT BRIL sebagai pemrakarsa akan mendapatkan kompensasi. Bentuknya apa, masih akan dibicarakan. Jika PT BRIL ikut tender, sebagai pemrakarsa akan mendapat tambahan nilai sepuluh persen. Akan tetapi kalau tidak ikut tender, perlu ada penggantian (biaya) yang masih harus dibicarakan," ucapnya.
Guna mendukung infrastruktur di Gedebage, sekitar PLTSa dan SUS Gedebage, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung pada 2011 mengalokasikan 30 miliar untuk infrastruktur jalan, jembatan, dan saluran pengairan. "Nanti dibuat jalan yang sejajar dengan jalan tol, jalan menuju PLTSa dan stadion, jalan di sepanjang rel kereta api, juga peningkatan Jalan Cimencrang," tutur Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Iming Achmad.

Friday, August 13, 2010

Warga Kota Bekasi Berharap Jalan Segera Diperbaiki

Lebih dari separuh warga Kota Bekasi mengeluhkah rusaknya infrastruktur (jalan) yang ada di Kota Bekasi. Hanya saja, kemampuan anggaran Pemkot Bekasi belum bisa memenuhi perbaikan sejumlah jalan rusak yang sering dikeluhkan itu.
Dalam situs resminya, Pemkot Bekasi sempat mengadakan sebuah polling dan hasilnya hampir 55 persen warga Kota Bekasi menginginkan pebaikan infrastruktur, terutama sejumlah ruas jalan rusak yang ada. Sebagian besar warga mengeluh, jalan rusak malah dipelihara oleh Pemkot Bekasi. Artinya, sudah beberapa tahun jalan rusak, terutama yang berada di pinggiran tidak kunjung diperbaiki.
Hampir setiap hari keluhan soal jalan rusak selalu mendominasi. Beberapa ruas jalan yang dikeluhkan karena kerusakan parahnya yakni Jln. Kaliabang Bekasi Utara, Jln. Setu Bantargebang, jalan perumahan Harapan Indah Medan Satria, Jln. Komsen dan jalan di Jatiwarna Jatiasih, serta Jln. Jatibening.
Humas Pemkot Bekasi Endang Suharyadi mengakui jika kebanyakan keluhan yang masuk soal jalan rusak. Meski demikian, dia menilai beberapa keluhan diulang-ulang karena belum mendapat tanggapan. Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, Agus Sofyan, Ahad (1/8) mengakui jika perbaikan jalan terkendala oleh dana. Pihaknya menargetkan perbaikan jalan di Kota Bekasi akan selesai pada 2012 nanti. "Saat ini kami memang fokus pada perbaikan jalan hingga 2012," katanya.

Beberapa Ruas Jalan Alternatif di Subang Tidak Bisa Digunakan

Ruas jalan alternatif Cilamaya-Blanakan ditutup total karena ada pelaksanaan perbaikan di Dusun Tegalpanjang, Desa Rawamekar, Kec. Blanakan, Jumat (13/8). Proses perbaikan diperkirakan bakal berlangsung lama, sehingga ruas tersebut dipastikan tidak akan bisa digunakan hingga musim mudik lebaran medatang.*
Sejumlah ruas jalan alternatif di Kab. Subang dipastikan tidak akan bisa dilalui kendaraan roda empat pada musim mudik Lebaran mendatang. Hal itu terjadi karena pelaksanaan perbaikan pada ruas jalan itu berjalan lambat.
Dari pantauan, ruas jalan alternatif yang dipastikan ditutup total adalah ruas Cilamaya-Blanakan. Pasalnya, pada ruas tersebut terdapat pengerjaan perbaiakan jalan sepanjang lebih kurang 1,5 Km di Dusun Tegalpanjang, Desa Rawamekar Kec. Blanakan.
Hingga, Jumat (13/8), proses perbaikan baru memasuki tahap pemasangan rangka besi pada badan jalan. Padahal, untuk bisa dilaui kendaraan, badan jalan yang telah dibeton harus sudah berusia minimal 21 hari pascapengecoran.
Saat ini, semua kendaraan dilarang melintas ke jalur tersebut. Para pengguna kendaraan roda dua untuk sementara dialihkan berputar ke jalan sempit di tengah sawah agar bisa menuju ke Blanakan atau sebaliknya. Sementara kedaraan roda empat sama sekali tidak bisa melintas pada jalur itu.
Kondisi tersebut diakui Camat Blanakan, Deni Setiawan. Menurut dia, ruas Cilamaya-Blanakan-Ciasem, tidak mungkin bisa digunakan untuk pengalihan arus kendaraan roda empat ketika jalur Pantura dilanda macet pada musim mudik mendatang.
Menurut dia, pada tahun-tahun sebelumnya, jalur Cilamaya-Blanakan-Ciasem cukup diminati pemudik ketika di Jalur Pantura terjadi kepadatan arus lalu lintas. Tapi, dengan kondisi saat ini jalur alternatif itu tidak mungkin bisa digunakan.
Jalur alternatif lainnya yang diprediksi tidak bisa dilalui kendaraan roda empat adalah ruas Srengseng-Pabuaran-Cipeundeuy. Sebab, pada ruas itu terdapat perbaikan badan jalan dengan cara dibeton.
Hingga saat ini, pelaksanaan perbaikan baru dikerjakan pada sebelah jalan dengan lebar 2 meter. Akibat hal itu, arus lalu-lintas dari arah Pabuaran menuju Srengseng atau sebaliknya hanya bisa menggunakan sebagian badan jalan secara bergantian.
“Pengerjaan perbaikan pada sebalah jalan lagi, kemungkinan baru bisa dilanjukan pascalebaran. Sebab, jika dipaksakaan pada bulan Puasa ini tidak akan terkejar,” ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan, Kab. Subang, H. Umar, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, agar ruas itu bisa dilalui kendaraan pada musim mudik nanti, pihaknya akan membuka sebelah jalan yang kini telah dibeton. Namun, hal tersebut sepertinya bukan solusi yang tepat. Pasalnya lebar jalan yang telah dibeton hanya dua meter, sehingga tidak mungkin bisa manampung kendaraan besar.
Selain ruas Srengseng-Pabuaran-Cipeundeuy, parbaikan serupa terdapat pada ruas Sukamandi-Purwadadi-Kalijati. Pada ruas tersebut pelaksakan perbaikan hanya dilakukan sepajang lebih kurang 150 meter saja di Desa Pasirbungur, Kec. Purwadadi. Namun kondisi perbaiakan itu sangat mengganggu aruas lalu-lintas karena pengerjaan yang berjalan sangat lamban.
Berdasarkan pantauan, hingga Jumat (13/8), pelaksana perbaikan hanya mampu memasang kerangka besi pada sebagian badan jalan itu. Sudah hampir dua pekan ini rangka besi itu dibiarkan terlantar, karena tidak kunjung dicor. Oleh karena itu, para pemudik diharapkan berhati-hati saat melintas pada tiga jalur yang telah disebutkan tersebut.