Saturday, October 17, 2009

POLUSI CAHAYA MAKIN MENGANCAM OBSERVATORIUM BOSCHA

Pemerintah diminta segera membuat regulasi yang mengatur penataan lampu bangunan sehingga polusi cahaya disekitar bosscha bisa ditekan.
Direktur Bosscha Hakim L. Malasan menyatakan Bosscha aman dengan gempa namun tidak aman dengan manusia.
Meski telah ditetapkan sebagai cagar budaya berbagai aktivitas manusia justru semakin mendekat ke lokasi Bosscha. Banyaknya cahaya menyebabkan polusi cahaya di langit bosscha makin meningkat. Sehingga kalau kita meneropong mengambil data bintang lampu-lampu juga kut masuk ke data bintang.
Salah satu penyebabnya hingga kini pemerintah belum punya regulasi yang mengatur penataan lampu bangunan agar tidak mengganggu lingkungan.
Gangguan dari manusia lebih mengancam dibanding alam. Gempa tasikmalaya kemarin tidak mengurangi produktivitas dan aktivitas observatorium bosscha gempa memang menyebabkan kerusakan bangunan tetapi tidak sampai merusak teleskop.
Pondasi teleskop sudah memenuhi fondasi tahan gempa yang mengandung pasir besi.
Sejak berdiri tahun 1923 observatorium bosscha sudah hidup berdampingan dengan patahan lembang yang menurut prediksi ilmuwan menyimpan potensi gempa hingga 7 scala richter di kota bandung.
Teleskop refraktor ganda zeiss dipasang tidak menempel dilantainya tetapi ditopang oleh pondasi yang membiarkannya menggantung. Dengan demikian saat terjadi guncangan teleskop bisa bergerak mengikuti guncangan tersebut.
Data seismograf tetap diperhatikan, bosscha juga memiliki alat untuk mendeteksi tsunami. Adanya alat-alat multi disiplin ini bisa menjadi early warning system.
Patahan lembang memang salah satu patahan aktif yang terus dipantau hingga sekarang. Nilai pergerakan maksimal hasil pemantauan seharusnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan kekuatan seperti apa yang harus dimiliki disana.
Bangunan baru harus memenuhi persyaratan tersebut sementara bangunan lama yang ada harus diperiksa.

0 comments:

Post a Comment