Thursday, April 15, 2010

CITARUM PERLU DANA RP. 3.3 TRILIUN

Program penanganan sungai citarum secara permanen dari segi fisik memerlukan anggaran rp. 3.3 triliun diluar dana untuk permasalahan sosial di sepanjang daerah aliran sungai citarum.
Pada acara rakor kesra yang dihadiri menko kesra, menteri kehutanan, menteri pekerjaan umum, menteri lingkungan hidup dan gubernur jawa barat  membahas penanganan terpadu DAS citarum yang berlangsung di kantor menko kesra di jakarta senin 5 april 2010.
Pada kegiatan fisik penanganan 9 anak sungai citarum, penanganan banjir di bandung dan karawang, menyelesaikan tata ruang jabar, penanganan erosi, sedimentasi, dan normalisasi sungai citarum termasuk pelebaran sungai.
Selain itu pembangunan 22 waduk dan kolam, penanaman hutan kembali dan penanganan operasional 3 waduk besar saguling, jatiluhur & cirata. Penanganan harus secara keseluruhan dan terpadu dan memerlukan biaya yang besar. Pokok masalah banjir yang melanda kawasan DAS citarum adalah rusaknya hutan di hulu, pola bercocok tanam masyarakat yang salah, seharusnya lahan dengan kemiringan 45° ditanami dengan tanaman keras tapi malah ditanami tanaman musiman.
Ada sekitar 50.000 ha lahan yang seharusnya menjadi kawasan konservasi, cagar alam dan hutan lindung bahkan ada kawasan yang kemiringannya cukup besar. Dan bahkan banyak terjadi alih fungsi lahan yang parah.
Gubernur jawa barat menyoroti masalah sosial budaya, kawasan hutan di jawa barat agak berlainan dibanding daerah lain. Di daerah lain kawasan yang dikelola perhutani lebih besar tetapi di jawa barat kawasan yang dimiliki dan dikelola rakyat justru lebih besar dibanding yang dimiliki  perhutani.
Gubernur mengharapkan kedepan akan dibuat tim penanganan masalah sosial yang bertugas mencari cara alih fungsi mata pencaharian bagi rakyat ketika mereka dilarang bertanam tanaman musiman di lahan kemiringan 15° keatas.  Gubernur juga menyingung keluarga berencana dan transmigrasi penduduk, dan menyatakan pentingnya seluruh pemangku kepentingan di jawa barat dan indonesia secara umum untuk mengkampanyekan cinta lingkungan dan kempanye mencintai lahan lestari.
Menteri PU menyinggung pentingnya keberadaan waduk berapa pun besar dan kemampuannya dalam rangka konservasi air atau pengendalian banjir.
Ada nya masalah sosial seperti banyak orang membuang sampah ke sungai dan membuat permukiman di pinggir kali. Yang terjadi di ciliwung juga terjadi di citarum, kemudian sungainya menjadi sempit untuk itu diperlukan rencana induk.

0 comments:

Post a Comment