Friday, March 19, 2010

NORMALISASI SUNGAI CITARUM & 9 ANAK SUNGAINYA

Berdasarkan data di pemprov jabar di 7 sub-DAS citarum yakni cisarea, cisangkuy, ciminyak, cikapundung, cihaur, ciwidey dan citarik total lahan kritis tercatat tidak kurang dari 25.000 ha atau 10% dari seluruh lahan hutan yang ada. Keadaan ini menyebabkanvolume limpasan air (run-off) di masing-masing sub-DAS amat besar yakni berkisar 343.5-696.8 m3 pertahun.
Semestinya luas minimal kawasan lindung di citarum hulu 250.000 ha, persoalan besar ada di kawasan lindung yang dimiliki masyarakat.
Penataan kawasan hulu semestinya menjadi prioritas penuntasan banjir citarum dan agar mendekati masyarakat dengan cara baik-baik untuk mulai mengembalikan lahan menjadi hutan.
Bentuk insentif bagi masyarakat hulu tidak perlu berupa uang atau barang tapi bisa berupa mekanisme pemberian jaminan kesehatan atau jaminan pendidikan.
Ketegasan pemerintah juga harus menyentuh pemodal besar dan pejabat yang telah mendirikan bangunan dengan menyalahi aturan.
2 tahap normalisasi sungai dilakukan sejak 1994-2008, tahap pertama 1994-19999 normalisasi sepanjang 24 Km, tahap kedua yang dinormalisasi 44.1 Km.
Tahap ketiga rencananya akan dilakukan tahun ini atau awal tahun depan. Tanpa normalisasi luas genangan diperkirakan 752 ha dan berlangsung selama 50 jam.
Karena statusnya sebagai aset nasional semua pembangunan fisik di citarum menjadi kewenangan BBWS citarum dibawah komando kementrian PU.
Ada 6 langkah lain yang mesti dilakukan yakni perbaikan kualitas lingkungan di hulu, pembuatan waduk-waduk kecil peredam puncak banjir, pembuatan polder di kawasan banjir, pembuatan kolam retensi, pembangunan rumah susun untuk warga daerah banjir dan sosialisasi perubahan perilaku budaya masyarakat.
Pemprov jabar berhitung dibutuhkan dana Rp. 3.35 triliun untuk menjalankan pendekatan tersebut konservasi mendapat alokasi terbesar Rp. 1.5 triliun. Diharapkan kegiatan dapat dilakukan simultan selama 2 tahun ini.
Pembuatan situ-situ di anak-anak sungai citarum diperlukan untuk menurunkan debit puncak sehingga dengan tertahannya air di situ debit air hujan yang masuk dapat diturunkan, kecepatan air berkurang dan sedimentasi juga berkurang. Situ yang akan dibuat sebanyak 22 buah situ-situ kecil.
Dana yang dibutuhkan untuk membuat situ-situ kecil tersebut berjumlah Rp. 1.02 triliun termasuk pembuatan polder dan kolam retensi daerah banjir.
Sementara rencana pembuatan waduk kecil meliputi waduk cikukang, waduk cipanegah 1,2 & 3, waduk ciawiruka, waduk cikapundung, waduk sukawarna, waduk gedebage, waduk cimeta, waduk rancabentang, waduk ciwidey, waduk cibintinu, waduk wakap, waduk cikitu, waduk citarik & waduk cibodas dan total menghabiskan biaya Rp. 15.892.052.00.

0 comments:

Post a Comment