Wednesday, September 1, 2010

VISUALISASI PETA 3D DAN DATA GEOSPATIAL DENGAN MEDIA VIRTUAL REALITY

Seiring dengan majunya teknologi, dan berkembangnya kebutuhan akan informasi, penggambaran peta yang awalnya hanya tampil secara 2D (dua dimensi), saat ini biasa ditampilkan dalam bentuk 3D (tiga dimensi).
Dibandingkan dengan peta konvensional 2D, kelebihan peta 3D terletak pada praktisnya pembacaan informasi elevasi dan bentuk permukaan bumi. Pada peta 3D perbedaan ketinggian permukaan bumi yang muncul sebagai bentuk lekuk bumi, dapat tampil secara visual.
Kebutuhan dan perkembangan teknologi 3D tidak hanya berhenti disitu saja. Saat ini, teknologi 3D-VR (Three D - Virtual Reality) mulai digunakan untuk menyempurnakan fungsi peta 3D, sehingga peta bukan hanya merupakan media visual yang statis, namun lebih dari itu, bisa dirasakan manfaatnya sebagai sebuah ruangan virtual yang interaktif.

Tentang Virtual Reality
VR (Virtual Reality) adalah sebuah media interaktif yang dapat memvisualkan objek dalam sebuah ruang yang virtual. Penggunaan metode VR memungkinkan pengguna tidak hanya melihat, tapi juga berinteraksi dengan objek dan ruang, serta perubahan waktu dan aktifitas.
Ruangan Virtual (Virtual Space) dibangun dengan cara mengadopsi dan menggabung informasi berupa data kontur topografi dan foto udara. Dalam ruangan tersebut, objek-objek lingkungan berupa jalan, sungai, bangunan, pepohonan, bisa diinput sebagai bagian dari lingkungan virtual. Selain itu, simulasi-simulasi berupa : simulasi waktu (siang/malam), simulasi posisi dan bayangan matahari, simulasi cuaca (cerah/mendung/hujan/salju), simulasi pergerakan manusia, dan kendaraan juga bisa ditampilkan.
Dengan fungsi-fungsi dasar tersebut, data geospasial berupa basis data GIS yang sudah lazim dimiliki oleh instansi-instansi pemerintahan, bisa lebih termanfaatkan. Teknologi Virtual Reality, bisa menampilkan berbagai informasi teknis yang biasanya hanya ditampikan dengan gambar, grafik atau tabel, menjadi tervisualkan secara 3D, dengan tetap menjaga keakuratan berdasarkan kaidah-kaidah teknis.

Studi Kasus (Visualisasi Masalah Banjir di Bandung Selatan)
Media Virtual Reality, bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Salah satunya adalah untuk mem-visual-kan secara jelas bagaimana bentuk kontur bumi, dan bagaimana pengaruh bentuk tersebut terhadap barbagai faktor.
Hal seperti ini dimanfaatkan pula dalam proses visualisasi hasil analisa hidrologis berupa banjir yang melanda daerah Dayeuh Kolot - Bandung Selatan,setiap tahunnya.
Dalam contoh ini, data geografis berupa kontur dan foto udara dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah ruang virtual yang mewakili area Dayeuh Kolot dan sekitarnya. Data Geospatial berupa sungai, jalan, jembatan, rumah dan bangunan lainnya, diinput kedalam ruangan tersebut untuk turut divisualkan. Bersamaan proses ini, lahirlah kota Dayeuh Kolot, secara lengkap sebagai sebuah lingkungan yang sesuai dengan "realitas" didalam sebuah ruangan "virtual".
Setelah ruang virtual ini tercipta, hasil analisa hidrologi berupa luasan dan kedalaman genangan banjir dimodelkan untuk bisa tampil secara visual. Simulasi cuaca mendung, hujan, aliran air dan lainnya, turut melengkapi tampilan, sehingga dampak dari hujan dan akibatnya berupa genangan banjir bisa diobservasi secara langsung, untuk berikutnya dirumuskan berbagai solusi atas permasalahan yang ada.
Kesimpulan
Teknologi Virtual Reality mampu melengkapi fungsi peta 3D saat ini, sehingga bukan hanya menjadi sumber informasi geografis, namun bisa memasukan informasi-informasi dari berbagai bidang ilmu, seperti analisa hidrologi untuk visualisasi banjir di kawasan Bandung Selatan. Dengan kemampuan fungsi interaksi antar objek didalam sebuah ruang virtual yang diciptakan, media VR ini bisa menjadi sebuah "meja" diskusi untuk merumuskan bersama strategi-strategi yang perlu diambil untuk memecahkan sebuah masalah.

0 comments:

Post a Comment