Thursday, September 30, 2010

BANJIR RANCAEKEK

Setiap hujan datang, banjir pun menjelang. Begitulah nasib warga lima desa di kecamatan rancaekek, kabupaten bangung dan desa mangun arga kecamatan cimanggung, kabupaten sumedang. Desa-desa itu selalu tertimpa banjir kiriman dari sungai cikijing yang berhulu di sumedang.
Parahnya banjir juga sampai menggenangi jalan utama, Jl. Raya Rancaekek-Cicalengka di depan pabrik tekstil PT. Kahatex. Akibatnya kemacetan parah selalu terjadi di ruas jalan ini. Padahal jalan ini merupakan akses utama kendaraan ke arah timur.
Antrean panjang terjadi baik kendaraan ke arah nagreg maupun sebaliknya dari nagreg kearah Kota Bandung.
Kemacetan total bisa berlangsung berjam-jam. Sangat bergantung pada kapan hujan berhenti dan luapan air sungai reda. Biasanya membutuhkan waktu berjam-jam, bahkan bisa lebih dari sepuluh jam hingga lalu lintas lumpuh total.
Keadaan lebih parah karena kawasan yang dilanda banjir merupakan pabrik tekstil. Bila saat banjir datang bertepatan dengan ribuan karyawan pabrik melakukan pergantian sif karyawan. Bukan hanya kemacetan kendaraan yang terjadi, banjir juga sering menelan korban jiwa. Seperti yang terjadi minggu (19/9) lalu saat tiga karyawan pabrik pulang berboncengan motor menerobos air yang cukup tinggi hingga menewaskan ketiganya. Banjir bah ini sangat berbahaya selain curah hujan tinggi juga kali cikijing yang sudah dangkal. Ketinggian bisa sampai setengah meter dari muka bibir tanggul sungai.
Keadaan diperparah cuaca yang ekstrim saat ini yang merupakan "kemarau basah". Hujan masih sering turun dan rancaekek selalu dalam status waspada banjir. Pembangunan kompleks perumahan di kawasan hulu sungai juga turut memperumit potensi banjir di kawasan strategis itu.
Penampang sungai cikijing menyempit. Dulu selebar enam meter, namun ke arah hilir menyempit hingga selebar tiga meter. Hal lain karena diatas bantaran sungai terdapat bangunan PT. Kahatex.
Aliran cikijing awalnya melintasi bagian tengah pabrik tekstil. Namun badan sungai dibelokkan ke samping pabrik dengan membangun tanggul setinggi tiga meter. Saat setinggi tiga meter tidak pernah terjadi banjir tetapi setelah adanya pendangkalan dan kedalaman hanya satu meter sering terjadi banjir dan air meluber.
Banjir juga terjadi setelah sungai cimande dan cikeruh di sumedang dialihkan ke sungai cikijing.Karena penampangnya menyempit, cikijing tidak bisa menampung hingga terjadi limpasan.
Kondisi kawasan Jl. Rancaekek-Cicalengka sangat ruwet, apalagi di sepanjang jalan tempat keberadaan pabrik PT. Kahatex, PT. Five Star Indonesia, dan PT. Internusa semuanya dibangun diatas saluran air.
Sementara itu jembatan penyebrangan yang ada juga tidak berfungsi, banyak pengguna jalan yang memilih langsung menyenrang jalan daripada naik jembatan.
Kawasan Jl. Rancaekek juga rawan kecelakaan. Penerangan jalan yang kurang memadai juga sikap pengguna jalan terutama tukang ojek yang sering melawan arus lalu lintas.
Kawasan rancaekek memang perlu penanganan menyeluruh dan terpadu dan itu harus segera dilakukan. Jika tidak tingkat keruwetan akan makin bertambah. Tanpa ada kerjasama antar instansi dan wilayah, problem rumit seperti banjir dan kemacetan total bakal makin akut.

0 comments:

Post a Comment