Wednesday, September 29, 2010

Jadi Pemicu Banjir, Warga Minta Sungai Cipetung Dikeruk

Warga Desa Bayasari Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Ciamis, meminta pemeritah daerah segera mengeruk Sungai Cipetung. Alasannya saat ini kondisi sungai sangat dangkal dan sempit, hingga setiap turun hujan lebat banjir selalu menggenangi wilayah tersebut.
Banjir akibat meluapnya Sungai Cipetung, tidak hanya merendam rumah warga, akan tetapi juga mempercepat kerusakan infrastuktur jalan. Selain itu mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk sekolah dan Pondok Pesantren Miftahul Huda 2 yang letaknya paling dekat dengan sungai tersebut.
Sejak bulan Januari sampai dengan September 2010, wilayah tersebut sudah dua kali terendam banjir besar. Pertama berlangsung pada bulan Februari dan berikutnya Bulan Agustus. Puluhan hektar sawah, kolam serta rumah warga terendam banjir. Bahkan arus lalulintas antara Jatinegera menuju Kecamatan Rajadesa dan Rancah terputus akibat badan jalan terendam banjir.
"Sekarang Sungai Cipetung sudah sangat sempit dan dangkal. Akibatnya ketika turun hujan lebat dan intensitas lama, pasti banjir. Padahal sebelumnya tidak pernah terjadi," tutur seorang tokoh masyarakat Desa Bayasari, KH. Nonop Hanafi, Rabu (29/9).
Dia mengatakan, Sungai Cipetung berada di perbatasan Desa Bayasari dengan Desa Sirnajaya. Air yang mengalir di sungai tersebut, tidak hanya dari Sungai Cipetung, melainkan juga sejumlah sungai lain di sejumlah desa sekitarnya seperti Desa Sukanagara dan Mulyasari. Termasuk beberapa desa di Kecamatan Rancah, di antaranya Desa Tanjangjaya dan Purwaraja.
"Dengan kondisi sekarang ini, setiap tahun kami selalu kebanjiran. Kami berharap pemerintah daerah atau pihak terkait segera memerhatikan keadaan sungai. Setidaknya dikeruk dan diperlebar sehingga tidak lagi banjir saat turun hujan lebat," ujar Nonop yang juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda 2.
Anggota DPRD Ciamis asal Jatinegara, Imam D Krunia mengaku ikut prihatin dengan seringnya banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Cipetung. Banjir tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga mempercepat kerusakan infrastuktur jalan. "Beberapa bagian ruas jalan yang redenam banjir menjadi cepat rusak. Selain sawah, puluhan kolam ikan dan sawah hancur terendam banjir," ujarnya.

0 comments:

Post a Comment